KOTA KEDIRI - Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri ke-4 menggelar acara Sarasehan Budaya yang dipusatkan di Wisata Sumber Dadapan Kelurahan Tinalan Kecamatan Pesantren Kota Kediri, pada besok Minggu (16/6/2024) pukul 09.00 WIB.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Cak Ries Handana asal Surabaya selaku Pecinta Budaya Nasional, Andreas Suko Riyanto selaku Pendiri dan Pembina Panjalu Jayati Kadhiri dan Agung Sukojo selaku Budayawan Polres Kediri Kota.
Kang Sugeng Dadapan selaku Ketua Panitia bersama Crew RAJA ketika dikonfirmasi lewat seluler menyampaikan bahwa dalam rangka peringatan Harlah kali ini ada beberapa rangkaian kegiatan. Seperti, Bhakti Sosial, Bhakti Budaya, Tari Tradisional, Fashion Show, Pameran Tosan Aji dan ada acara Lelang Pusaka.
"Kegiatan Harlah kali ini juga menyediakan kelas menggambar dan melukis serta belajar baca tulis aksara Jawa Kawi dengan melibatkan anak-anak yang berdomisili sekitar Wisata Sumber Dadapan, " kata Kang Sugeng kepada media ini, Sabtu (15/6/2024) siang.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Lanjut Kang Sugeng bahwa momen peringatan Harlah Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri ini juga mengajak anak-anak sejak dini agar di era digital ini tidak meninggalkan budaya jawa.
"Sehingga generasi milenial atau generasi anak muda tetap tidak meninggalkan budayanya dan tetap mempertahankan kearifan lokal serta terus menguri-uri budaya jawa dan agar tidak punah digerus jaman, " tuturnya.
Kang Sugeng juga menambahkan bahwa kegiatan Harlah kali ini berkolaborasi dengan kegiatan rutin "Kerling" Kreasi lingkungan Dadapan yang diadakan setiap Minggu pagi.
"Untuk kegiatan Kerling sendiri menyiapkan kelas menggambar dan melukis, belajar tari tradisional dan belajar baca tulis aksara jawa kawi gratis untuk umum, " tambah Kang Sugeng.
Sementara Eko Gondrong selaku Crew RAJA menegaskan bahwa momentum Harlah Yayasan Panjalu Jayati Khadiri ini sebagai upaya untuk tetap mempertahankan budaya jawa kita. Untuk bisa tetap mempertahankan ini tidak hanya tanggungjawab sekelompok pelaku seni dan budayawan saja.
"Namun butuh campur tangan support dan dukungan dari Pemerintah Daerah agar generasi penerus bangsa ini tidak melupakan budaya Jawa yang kita miliki saat ini, " tegas Eko.